Senin, 26 Oktober 2015

Jurnal Kimia

STUDI PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP HASIL ISOLASI DAN
KADAR SENYAWA FENOLIK DALAM BIJI KACANG TUNGGAK (Vigna unguiculata (L.) Walp) SEBAGAI ANTIOKSIDAN








PENDAHULUAN
 Kacang tunggak merupakan kacang yang mampu tumbuh didaerah tropis karena kacang tunggak mampu tumbuh pada tanah yang bersifat asam,biji tunggak juga dapat dimanfaatkan sebagai pengganti biji kedelai.

Kacang tunggak  juga merupakan sumber nutrisi yang baik bagi tubuh karena mengandung protein, mineral, serta karbohidrat. Selain itu, kacang tunggak mengandung sejumlah senyawa dari golongan fenolik (asam galat, asam ferulat, dan asam p-kumarat) serta flavonoid dari kelas flavonol (kuersetin dan mirsetin) dan antosianidin (sianidin dan delfinidin) yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas.





   

Metode Penelitian

Bahan dan alamat
bahan yg digunakan yaitu bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai derajat pro analisa(aman) kecuali bahan metanol,etanol,aseton,asam,asetat,larutan 10%


Prosedur
Persiapan sampel
yaitu sampel biji kacang tunggak yang diperoleh dari balai penelitian tanaman aneka kacang dikota malang,biji kacang tunggak digiling,kemudian diayak agar biji dan kulit arihnya terpisah sehingga memperoleh ukuran 80 mesh,kemudian dimasukkan kedalam wadah plastik dan disimpan kedalam lemari pendingin yg bersuhu 4 derajat celcius.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengisolasi senyawan fenolik dari niji kacang tunggak yaitu sempel kacang tunggak bijinya dalam bentuk serbuk dimaserasi dengan menggunakan pelarut variasi untuk mengetahui peelarut dalam menarik metabolit sekunder.kemudian selama proses isolasi berjalan ada dua interaksi yang terjadi antara pelarut dan metabolit sekunder,ikatan hidrogen akan terjadi antara atom oksigen yg memiliki pasangan elektron bebas dari senyawan fenolik dengan atom hidrogen kemudian fenolik yg masih terikat dengan molekul gula pada biji kacang tunggak yg cenderung bersifat lebih mudah larut pada pelarut yg telah diencerkan dengan menggunakan akuades,fenolik juga bersifat polar
   Kemudian glikosida yang masih terikat memilikilarutan yang baik dalam air,  jika dibandingkan dengan yang masih dalam keadaan murni,kemudian ada beberapa jenis pelarut yang telah diencerkan dengan akuades akan mampu mengekstrak senyawa fenolik dengan jumlah lebih banyak. 


kesimpulan atau peluanng penelitian
 Jenis pelarut yang paling mudah mampu mengekstraksi senyawan fenolik dengan suatu kadar yang tinggi dengan sampel aseton,kemudian pelarut yg dapat mengekstraksi senyawa fenolik dengan kadar rendah dengan sempel etanol dengan aktivitas antioksidan yg besar dan sampel berbanding lurus dengan kadar senyawa fenolik yg terekstrak dalam 80% aseton.




sumber :http://kimia.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jikub/article/view/618/269

KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 819 - 825, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Received 15 Juni 2015, Accepted 22 Juni 2015, Published online 23 Juni 2015


Dhoni Prielananta Yulistian1, Edi Priyo Utomo1*, Siti Mariyah Ulfa1, Eriyanto Yusnawan2
1Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya
korosi atau proses pengkaratan pada besi


Definisi Korosi

  korosi atau korosif yaitu proses terjadinya korosi antara logam dan lingkungan,korosi juga dapat terjadi akibat suhu yg tinggi
korosi juga dapat dikatakan proses kembalinya logam kekeadaan asal yaitu biji logam,contohnya korosif yg terjadi pada besi kembai menjadi besi dioksida atau besi karbonat.



4Fe(s) + 3O2(g) + 2nH2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(s)
Fe(s) + CO2(g) + H2O(l) → Fe2CO3(s) + H2(g)



oleh karena itu korosi juga dapat dikatakan dapat merubah struktur dan sifat-sifat pada logam yg dapat menimbulkan kerugian.

Beberapa contoh logam yg dapat dioksidasi oleh oksigen ditunjukkan pada persamaan reaksi dibawah ini:



4Fe(s) + O2(g) + 2nH2O(l) → 2Fe2O3.nH2O(s)
Esel = 0,95 V
Zn(s) + O2(g) + 2H2O(l) → Zn(OH)4(s)
Esel = 0,60 V



 Proses Terjadinya Korosi Pada Besi

Besi merupakan merupakan bahan utama untuk berbagai konstruksi maka karena itu pengendalian korosi harus sangat diperhatikan.oleh karena itu untuk menggendalikan korosi tentu harus mengerti bagaimana mekanisme korosi pada besi,korosi tergolong proses elektrokimia


Cara Pencegahan Korosi

A) Metode Pelapisan(coanting)
     Metode pelapisan adalah suatu upaya mengendalikan korosi dengan menerpkan suatu lapisan pada permukaan logam dengan suatu proses pengecatan atau penyepuhan pada logam,penyembuhan yaitu proses yg menggunakan krom atau timah,karena kedua logam tersebut dapat membentuk lapisan oskida yg tahan terhadap karat sehingga besi dapat terlindung dari korosi.



B) Potensi katodik

potensi katodik adalah metode yg sering diterapkan untuk mengendalikan korosi besi yg dipendam kedalam tanah,seperti pipa ledeng,pipa pertamina dan tangki penyimpanan bbm,logam juga merupakan reduktor yg lebih reaktif dari besi
 


c) Penambahan inhibitor


Inhibitor yaitu suatu zat kimia yg ditambahkan kedalam suhu lingkungan korosif dengan kadar sangat kecil(ukuran ppm) guna menggendalikan korosi,inhibitor korosi juga dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme penngendalian yaitu,

  1. inhibitor anodik
    suatu senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara menghambat transfer ion ion logam kedalam air.
    contoh:senyawa yg banyak digunakan adalah senyawan kromat dan senyawa molibdat.

    2. Inhibitor Katodik
     yaitu senyawa kimia yg mengendalikan korosi dengan cara menghambat salah satu tahap dari proses katodik,misalkan penangkapan gas oksigen atau pengikatan ion ion hidrogen

    3. Inhibitor Campuran
     yaitu proses penggendalian korosi dengan cara menghambat proses dikatodik dan anodik dengan cara bersamaan

    4.Inhibitor Teradsorpsi 
    senyawa organik yg dapat mengisolasi permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yg teradsorpsi pada permukaan logam


    sumber : Perpustakaancyber.blogspot.com